Kekecewaan yang Berakhir Bahagia
Sejenak
memikirkan sesuatu yang ringan untuk menyegarkan pikiran dari tugas-tugas yang
menumpuk. Dari kemarin rasanya penuh dengan perjuangan, belajar mengenal hal
baru, sampai seharian full, tapi tidak mendapatkan hasil yang memuaskan. Sempat
juga merasa mau menyerah, tapi tekad yang kuat membuatku tetap bangkit. Entah berapa
lama waktu yang terbuang, aku tak peduli karena aku inginkan adalah keberhasilan
untuk meraih apa yang aku inginkan.
Untung
saja aku mempunyai seorang teman yang sangat baik kepadaku. Pertanyaan demi
pertanyaan aku tanyakan, kata demi kata aku susun dan cara demi cara aku
terapkan. Itu semua aku lakukan atas nasehatnya. Aku sangat yakin, dia
mempunyai hati yang baik, dia mau mengajarkanku perlahan demi perlahan. Tanpa henti
memberikanku nasehat dan petunjuk. Walaupun aku sering merasa bingung dan tak
mengerti, tapi dia selalu mau mengajariku dengan sabar. Aku sangat senang
sekali mempunyai teman sebaik dia.
Aku hanyalah seorang pemula dalam sebuah
pelajaran yang baru aku tekuni. Banyak sekali yang tidak aku ketahui, dari hal
dasar sampai hal-hal yang sangat sepele sekalipun. Sempat aku belajar sendiri
tapi aku tetap gagal. Sampai akhirnya aku menyerah dan meninggalkan apa yang
aku kerjakan. Aku bingung, karena sangat-sangat sulit aku pahami.
Aku bertemu banyak orang pintar di
pelajaran itu, aku merasa diriku begitu bodoh. Aku berpikir “kenapa orang lain
bisa sangat udah mengerti, tapi kenapa aku sangat-sangat sulit?”
Karena itu aku mencoba meminta bantuan
kepada oranglain untuk membantuku belajar. Tapi nyatanya, mereka tidak ingin
berbagi ilmu dan menyuruhku untuk belajar sendiri.
Entah karena malas atau takut tersaingi,
mereka sangatlah pelit dan akhirnya aku menjadi sangat kesal karena aku tidak
dipedulikan dan tidak dihargai. Aku sadar, aku memang bodoh dan jika aku ingin
pintar memang harus belajar. Tapi, tanpa guru murid akan bingung mencari arah
dan menjadi bodoh. Walaupun kita bisa belajar sendiri, kita masih tetap
membutuhkan oranglain sebagai pembimbing kita.
Karena itulah aku menyerah dan
meninggalkan semua yang pernah aku kerjakan itu. Sampai akhirnya aku bertemu
dengan orang-orang pintar lainnya dan bahkan berbeda tempat dengan orang-orang
pintar sebelumnya.
Awalnya aku bersaing dengannya,
memperebutkan sebuah hadiah kecil dari perlombaan sederhana. Aku berjuang
mati-matian melakukan apa yang aku bisa dengan harapan kemenangan. Pada saat
itu aku tidak tau lawan yang aku hadapi ini adalah seorang yang jenius dan pemikir. Sedangkan aku, hanya
berperang sendiri di medan pertempuran. Aku berusaha untuk bertahan dan
menyerang, pada akhirnya aku terperosok dan terjatuh. Saat aku melihat
perbandingan nilaiku dan nilainya tidaklah jauh, aku mulai melawannya lagi. Entah
nasib baik apa nasib buruk. Akhirnya bisa menjadi juara, tapi hanya sebatas
juara 3 saja. Aku sangat senang, karena tidak menyangka banyak hal yang
mustahil bisa terjadi saat itu.
Setelah perlombaan ini aku mulai lebih
akrab dengannya. Kami bersaing bertiga, ada seseorang lagi yang menjadi teman
baikku. Mereka berdua sangatlah pintar,
aku kalah dengan mereka. Tapi aku bisa menjadi juara 3, itu sangatlah beruntung
menurutku. Kami saling berbagi informasi, saling meminta saran dan pendapat. Sampai
akhirnya ada sebuah percakapan dimana hal yang pernah aku tekuni terdahulu.
Waktu itu aku sangat senang dan mulai
bertanya kepada mereka. Aku sangat kaget, ternyata mereka mau berbagi ilmu tak
seperti teman-temanku yang lain. Tapi aku sangat senang, mereka mau menjawab
setiap pertanyaanku. Semakin lama aku semakin mengerti dan semakin tau hal-hal
sederhana yang dulu aku tak mengerti. Dan sampai akhirnya aku menjadi seperti
sekarang ini, menjadi seseorang yang suka dengan pelajaran bahasa Inggris.
Komentar
Posting Komentar